Syed Naquib al-Attas lahir di Bogor, Jawa Barat pada tanggal
5 September 1931. ia keturunan kerabat raja-raja Sunda Sukapura, Jawa Barat.
Melalui silsilah/nasab ayahnya, ia termasuk keturunan bangsa Arab, yakni
keturunan ahli tasawuf yang terkenal dari kalangan Sayid.
Sejak usia 5 tahun, ia telah mengenyam pendidikan, ketika ia
di Johor Baru yang bersama saudara ayahnya Encik Ahcmad. Ia juga pernah belajar
di Ngee Neng English Premery School di Johor Baru. Selama 4 tahun ia kembali di
Sukabumi Jawa Barat dan belajar di Madrasah al- Urwatul Wustqa. Setelah itu, ia
kembali ke Johor Baru melanjutkan pelajaran di Bukit Zahrah School dan
seterusnya di English College Johor Baru selama 3 tahun. Setelah itu ia masuk
tentara.
Karir militer al-Attas dimulai di lasykar tertara gabungan Malaysia-Inggris dengan pangkat perwira kader, kecenderungannya dalam dunia militer ini membuat dia terpilih untuk mengikuti pendidikan militer di Easton Hall, Chaster, Inggris dari tahun 1952-1955. Sedangkan pangkat terakhir yang diraihnya di dunia militer ini adalah letnan.
Walaupun karir al-Attas sangat cemerlang di dunia militer,
namun minat besarnya terhadap ilmu telah mendorongnya untuk meninggalkan dunia
militer ini, dan sepenuhnya mencurahkan perhatiannya terhadap dunia ilmu. Karir
akademiknya, setelah meninggalkan karir militer adalah masuk ke University of
Malay, Singapore 1957-1959. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di McGill
University untuk kajian keislaman (Islamic Studies) hingga memperoleh M.A. pada
1963. Selanjutnya dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya di
School of Oriental and Arfican Studies, Universitas London, yang oleh banyak
kalangan dianggap sebagai pusat kaum orientalis. Di universitas ini, dia
menekuni teologi dan metafisika, dan menulis disertasi doktornya tentang
“Mistisisme Hamzah Fansuri”, yang sekarang telah diterbitkan dengan judul The
Mysticism of Hamzah Fansuri (The University of Malay Press, Singapore, 1970).
Setelah tamat dari universitas London, dia kembali ke
almamaternya, University Malay. Di sini dia bekerja sebagai dosen, dan tak lama
kemudian diangkat sebagai Ketua Jurusan Sastra Melayu. Karir akademiknya terus
menanjak dan di lembaga ini dia merancang dasar bahasa Malaysia, kemudian tahun
1970, dia tercatat sebagai salah satu pendiri University Kebangsaan Malaysia.
Dan di universitas yang baru ini, dua tahun kemudian, dia diangkat sebagai
profesor untuk Studi Sastra dan Kebudayaan Melayu, dan kemudian pada 1975, dia
diangkat sebagai dekan fakultas sastra dan kebudayaan Melayu Universitas tersebut.
Otoritas al-Attas di bidang pemikiran sastra dan kebudayaan,
khususnya dalam dunia Melayu dan Islam, tidak saja diakui oleh kalangan pemikir
dan ilmuan kawasan Asia Tenggara, tapi juga kalangan internasional. Ini dapat
dilihat dari sekian banyak penghargaan yang diberikan terhadapnya sehubungan
dengan karir intelektualnya, khususnya dalam filsafat Islam. Diantaranya adalah
pengangkatan sebagai anggota American Philoshopical Assocation, dan penghargaan
sebagai filosof yang telah memberikan sumbangan besar bagi kebudayaan Islam
dari Akademi Falsafah Maharaja Iran. Dan terakhir ia diserahi jabatan oleh
Kementrian Pendidikan dan Olah Raga Malaysia untuk memimpin Institut
Internasional Pemikiran da Tamaddun Islam, yaitu lembaga otonom yang berada
pada Universitas Antar Bangsa, MalaysiaSumber: Adesblog Al-Attas
0 komentar:
Posting Komentar